Sepenggal kisah, akhlak Rasulullah

Pada suatu hari dizaman Rasulullah saw. Hiduplah seorang kakek yang buta. Kakek itu tidak beriman kepada Allah dan Rasulullah, malah sebaliknya. Ia sangat membenci nabi Muhammad saw.di setiap perjalanan ia selalu berkata"hati-hatilah kepada orang yang bernama Muhammad, hati-hatilah sesungguhnya ia adalah seorang penyihir, penipu, jangan sampai kalian terbujuk oleh kata-katanya hati-hatilah". Begitulah ia sangat membenci nabi Muhammad saw.namun disisi lain, ada seorang pemuda yang sangat lembut, sopan, santun kepadanya yang tidak seorang pun yang memiliki sifat sepertinya. Setiap hari pemuda selalu mendatanginya, memberikan sedekah padanya, ia sangat lembut perlakuannya terhadap kakek tersebut. Kakek itu pun begitu menyayangi pemuda itu karena kelemah lembutannya yang tidak ada orang didunia ini yang setara dengannya.
Pada suatu hari, ketika Nabi Muhammad saw. Nabi utusan Allah, kekasih Allah telah berpulang ke rahmatullah, seorang laki-laki mendatangi kakek tersebut, memberikan sedekah kepada kakek tersebut. Lalu kakek itu berkata " siapa kamu, kamu bukanlah orang yang sama yang selalu memberikan pemberian kepadaku, pemuda yang selama ini berbuat baik kepadaku adalah pemuda yang sangat lembut perkataanya, santun tutur katanya. Kamu bukanlah orang yang sama". Laki laki itu menjawab " benar wahai kakek aku bukanlah orang yang sama, orang yang selalu berbuat baik kepadamu telah meninggal dunia." lantas kakek itu pun bertanya " katakanlah siapa kau dan siapa sebenarnya pemuda itu" laki-laki itu menjawab " wahai kakek, ketahuilah, orang yang selama ini bersedekah kepadamu, berbuat baik kepadamu, yang sangat lembut hatinya, yang sangat santun tutur katanya, adalah orang yang selalu engkau hina, orang yang selau engkau caci, dialah nabi utusan Allah Muhammad saw. Ia telah berpulang kerahmatullah sedangkan aku adalah Abu Bakar sahabat rasulullah". Lantas kakek itu terdiam kemudian berkata dengan suara lantang "Asyhadu allaa ilaaha illallah wa asyhadu anna muhammadarrasulullah. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa muhammad rasulullah" "ketahuilah aku adalah makhluk yang paling jelek di muka bumi ini, aku adalah orang yang paling hina. Aku mencela orang yang sangat aku sayangi, yang sangat lembut hatinya, yang sangat santun perkataannya. Ketahuilah aku adalah orang yang paling jelek". Ia berkata sambil butir-butir air menetes ke pipinya dan semakin deras.
Rasulullah mengajarkan kita untuk selalu berbuat baik kepada siapa saja, bersedekah tanpa pandang bulu. Berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kita adalah balas jasa tetapi, berbuat baik kepada orang yang jahat kepada kita adalah luar biasa. Karena pada hakikatnya bersedekah dan berbuat baik itu bukan hanya membalas kebaikan orang lain,  tetapi berbuat baik itu mengharapkan ridha Allah swt.
Rasulullah saw. diutus ssebagai nabi terakhir untuk membawa risalah. Namun, ada misi lain kenapa Rasulullah saw. diutus yaitu untuk menyempurnakan akhlak seluruh umat manusia. Sebagaimana sabda beliau yang berbunyi “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang sholeh”. (HR: Bukhari dalam shahih Bukhari kitab adab, Baihaqi dalam kitab syu’bil Iman dan Hakim). Dan juga Allah berfirman dalam QS. Al Ahdzab ayat 21

{لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا} [الأحزاب : 21]

Artinya: "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah".
Dengan kemuliaan akhlak Rasulullah saw. diharapkan seluruh umat manusia bisa mencontohkan akhlak beliau sehingga terciptalah kehidupan yang damai.  Karena pada hakikatnya Rasulullah saw. diutus sebagai rahmat bagi seluruh alam. Sebagaimana firman Allah swt. dalam QS. Al-Anbiya:107
{وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ} [الأنبياء : 107]

"Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam."
Semoga kita senantiasa memperbaiki akhlak layaknya akhlak mulia rasulullah saw.
Wallahu a'lam bisshowab

Komentar

  1. Masya Allah mulianya nabi kita, rasul kita Muhammad Shallallahu alaihi wasallam, semoga kita mendapatkan syafaat beliau di akhir kelak dan bisa mengikuti kelembutan hati dan kemuliaannya

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sebenarnya diriku

PERBEDAAN ANTARA KARYA TULIS ILMIAH POPULER DENGAN KARYA TULIS ILMIAH MURNI