Maafkan Kami Teman


"Kamu baik-baik aja gus?" Tanya yogi yang menghampiri bagus. Tapi bagus tidak merespon yogi, ia hanya membenturkan kepalanya ke meja karena rasa sakit yang ia rasakan. Dan tidak lama kemudian ia pun pingsan.
Itulah bagus, ia adalah salah satu siswa yang mengikuti kegiatan UKS namun, ia juga salah satu siswa langganan masuk UKS,  dalam seminggu bagus pasti masuk UKS.
"--------------------"
Keesokan harinya, teman-teman di kelas sedang membicarakan bagus.
"aku benci sekali melihat si bagus, tiap hari masuk uks, di tanya sakit apa dia tidak mau memberi tahu. Sok keren lagi....” pintal nurul yang sedang marah
“ ia...., dia juga sering keluar dengerin headset disaat kita sedang membaca qur’an. Kok dia gitu ya?” tanya indah
“ntah.... dah sesat mungkin dia...” belum selesai nurul bicara, Annisa langsung memotongnya
“ nurul... kenapa nurul bicara seperti itu?”
“Astagfirullah.. maafin nurul ya ukhty, nurul kesal dengan bagus. Nurul sering satu kelompok dengannya, tapi dia gak pernah mau kerja. Nurul tegur dia, tetap aja dia seperti itu. Dan nurul juga kesel liat tingkah lakunya,  orang peduli dengannya tapi dia gak pernah mau peduli” nisa hanya diam tidak menanggapi omelan nurul.
"--------------------"
“kak bagus ingin curhat dengan kakak,boleh kak?” pinta bagus pada kakak seniornya.
“oh silahkan dek, gak apa gak usah sungkan lagi dek curhat aja.”  Sambil mengajak bagus duduk
“kak, bagus kesal banget liat teman-teman bagus di kelas. Bagus merasa diasingkan di kelas, gak dianggap dan mereka memandang bagus dengan tatapan tidak suka kak. Kalau bagus ngomong, selalu salah dan diabaikan,  salah bagus apa kak?” jelas bagus panjang lebar.
“ooh, kalau gitu kamu menanggapinya dengan positif saja, tidak ada asap kalau tidak ada api. Artinya mungkin, ada sesuatu dari diri kamu atau yang bagus lakukan itu tidak menyenangkan mereka, tapi malah membuat mereka kesal atau benci dengan bagus. Namun, bisa jadi cara mereka menyampaikannya salah. Bisa jadi, kamu yang salah atau mereka yang salah paham dengan kamu. Yang bisa kamu lakukan sekarang ialah bersabar dan berdoa kepada Allah Swt. mungkin ini ujian dari Allah untuk kamu, jadi serahkan semuanya kepada Allah dan jangan terlalu sedih dengan apa yang terjadi. Ingat Allah tidak akan menciptakan sesuatu dengan sia-sia”
“oh begitu ya kak, makasih ya kak atas pencerahannya”
“ia sama-sama, kamu sudah minum obat?”
“sudah kak, kalau begitu bagus pergi dulu ya kak”
 “assalamu’alaikum” sambil beranjak pergi
“wa’alaikumussalam, hati-hati di jalan ya”
"--------------------"
“yogi, si bagus kumat lagi tuh,” kata dolly sambil menunjuk bagus yang sedang membenturkan kepalanya pada meja karena sakit kepala. Yogi langsung menghampiri bagus.
“bagus, sebenarnya kamu itu sakit apa? Kamu tahu kalau kamu punya penyakit, tapi kamu malah ikut ekskul bola basket dan kamu juga sering minum es yang merupakan pantanganmu sendiri. Kalau bukan kamu sendiri yang bisa menjaga diri kamu, siapa lagi?”
Tanpa memperdulikan yogi, tidak lama kemudian bagus jatuh pingsan ke pangkuan yogi.
“Asstagfirullah” ucap yogi
"--------------------"
Sudah 2 Minggu bagus terbaring di rumah sakit, satu kelas pada membicarakan bagus.
“kasihan ya si bagus, apa penyakitnya separah itu y? Sudah 2 Minggu dia tidak sekolah.” Kata indah dengan nada prihatin
“iya sih, tapi ia membuat penyakitnya sendiri.  udah tau gak bisa kecapean malah ikut basket , udah tau gak bisa minum es tettap aja minum es. kalau dibilangin gak mau tau, kita harus ngapain lagi? Jawab nurul. Annisa yang mendengar ocehan teman-temannya, seakan tidak tahan mendengarnya, ia langsung pergi dan berdiri di depan temen-temannya.
“teman-teman, kenapa kita selalu menyalahkan sikapnya bagus? Kenapa kita tidak mencari tahu penyebeb bagus menjadi seperti ini?”
“tapi nisa, kita udah berkali-kali nanyak sama dia tentang penyakitnya, tapi dia gak pernah mau ngasih tau kita...”
“itu karena cara kalian menilai dia dari awal itu salah” sahut nisa yang langsung memotong perkataan rois.
“tahukah kalian, orang tua bagus sudah bercerai, ibunya menikah lagi dan ayah tirinya selalu menyiksa dia, tidak pernah menyayanginya. Dan sekarang ayah tirinya di penjara.” Suasana di kelas langsung berubah hening.
“ia tinggal dengan ibunya dan neneknya, ibunya lumpuh tidak bisa berjalan sedangkan neneknya buta. Dapatkah kita bayangkan, berapa banyak beban yang harus ia tanggung? Selain mengurus ibu dan neneknya, ia juga menafkahi keluarganya. Saat ia mendapatkan nilai rendah dari hasil ujiannya dan harus ditanda tangani oleh orang tuanya, mengapa dia pingsan? Apakah dia takut di marahi bahkan ibunya? Tidak, tapi dia takut membuat hati ibunya sedih.”  Nisa terdiam sebentar dan melanjutkan
“nisa pernah melihat peasn bagus untuk ayahnya,  ‘ayah bisa telepon bagus? Bagus rindu dengan ayah... ‘ selama ini, saat kita membaca qur,an ia selalu keluar dan menggunakan headset. Itu karena ia sedang menelepon ayahnya. Tapi kita hanya berfikir negatif bahwa ia sedang mendengarkan lagu tanpa kita tanya terlebih dahulu” nisa berhenti sejenak  menghapus air matanya yang jatuh tanpa ia sadari, lalu ia melanjutkan.
“saat kalian mengasingkan dia, dia sangat sedih karena ia tidak tahu mengapa kalian seperti itu. Bahkan saat ia sedang terbaring di rumah sakit, kalian bukannya berdoa untuk kesembuhannya malah mengungkit kesalahannya. Sadarkah kalian bagaimana kalau kalian berada diposisinya? “ Nisa langsung menutup mukanya dan menangis. Tanpa disadari, teman-temannya juga ikut menangis. teman yang akhwat pun langsung menghampiri nisa dan memeluknya.
“maafkan kami ya nisa..” pinta mereka
“jangan kepadaku, tapi kepada bagus dan minta ampunlah kepada Allah” sahut nisa.
"--------------------"
Mereka pergi menjenguk bagus ke rumah sakit yang tidak jauh dari rumah bagus.
Sesampainya disana mereka di kejutkan dengan suasana yang bahkan mereka sendiri tidak mengerti. Banyak orang yang menangis berada di dekat bagus. mereka bertanya-tanya satu sama lain. Apa yang terjadi?, apakah bagus baik-baik saja?, atau...?
“Kalian teman-tamannya bagus?” tanya seorang ibu yang menghampiri mereka
“ia bu, apa yang terjadi bu?” tanya yogi
“nak, kanker yang terdapat di kepala bagus sudah menjalar keseluruh tubuh dan dokter tidak bisa menolong bagus lagi. Dan sekarang bagus sudah pergi....”  kata ibu sambil mengusap air mata.
“apa bu... Kanker??? Jadi selama ini bagus sakit kanker?” mereka terkejut dan langsung menangis mendengar perkataan ibu itu.
“selama ini, kita salah menilai bagus... , bagus maafin nurul ...” kata nurul sambil menangis.

Mereka hanya bisa melihat jasad bagus seraya berkata “ Maafkan kami Teman..”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sepenggal kisah, akhlak Rasulullah

Sebenarnya diriku

PERBEDAAN ANTARA KARYA TULIS ILMIAH POPULER DENGAN KARYA TULIS ILMIAH MURNI